Seandainya aku PENYAIR, kubuat puisi bukan hanya untuk bernyanyi dan bukan pula untuk bercinta
apalagi tuk mengenang, itukan kata Taufik Ismail, aku ingin meruntuhkan Tirani yang bertangan besi
yang cuma obral janji tanpa bukti, janji itu hutang tahu!!!, dibawa sampai mati, dihadapan TUHAN
hakim yang MAHA ADIL, janjimu yg gombal, dimintakan pertanggung jawabannya, ngerti gak sich
loe?, seandainya aku PEDAGANG, aku akan meniru kanjeng Nabi, kejujuran ku junjung tinggi,
karena kejujuran adalah kunci tuk meraih ridha ILLAHI ROBBI, kejujuran akan menempatkan KITA
di sisiNYA, seandainya aku PEMIMPIN, aku ingin seperti Khalifah Umar bin Khatab, tegas, lurus
merakyat, dan bertanggung jawab,seandainya aku KONGLOMERAT, bukan ku buat rakyat makin
melarat, apalagi aku semburkan dengan lumpur panas yang terus semburat searat arat, mbok ya TOBAT,
seandainya aku PENGGAGAS, betul2 ku lahirkan dan gagas sesuatu yang bermanfaat yang mem
buat ekonomi rakyat KUAT, terbebas dari kemelaratan yang turun temurun, bukannya membuat rak
yat tak berenerji dan LETOY lha wong diasupkan enerji biru(blue energy) dan boneka super alias
super toy, seandainya aku PEJUANG aku akan berjuang tanpa PAMRIH dan berjuang sampai
MATI, seandainya aku PENARI aku akan menari seperti RUMI mengitari rumahNYA dalam diiringan
SYALAWAT kepada kanjeng nabi, ZIKIR dan membasahi bibir ini dengan terus menyebut ASMA MU
yang maha indah, seandainya aku SUTRADARA aku akan menyutradarai sendiri HIDUP ini agar terus
berada di jalanMU jalan yang lurus yang KAU terangi dengan nur HIDAYAHMU nur MAQFIRAHMU
dan nur MARIFATMU agar selamat sampai di SURGA
ZULFAN
No comments:
Post a Comment